HOME

Rabu, 13 Mei 2015

TEMAN di TAMAN SURGA

Aku hanya mengenal mereka akhir-akhir ini dan kami hanya sebatas berteman biasa. Tak begitu dekat. Bahkan aku juga tak tahu persis segala hal yang mereka sukai. Mungkin, begitupun juga mereka.
Meski satu almamater, kami jarang bertemu. Jarang berceloteh bersama, apalagi diskusi kecil-kecilan.
Tapi sekarang setiap minggu kami selalu dipertemukan di “taman surga”, begitu aku menyebutnya. Meskipun aku yang selalu paling telat hadir. Disanalah kami sering bertemu. Kalian tahu apa yang kami lakukan disana? Ya, hanya mendengar dan mencatat petuah bersama. Seringnya tak lebih dari itu. Disana kami selalu mendapat jamuan yang mengenyangkan perut, nasehat yang selalu mengenyangkan dan mengingatkan hati, pulang selalu tanpa dibiarkan dengan tangan kosong.(thank you bu ully)

Entah sekat apa yang tetiba hadir menjerat kami. Meski komunikasi sedemikian jarang dan singkat, tapi kami merasa dekat. Dan entah mengapa pula, hanya memandang wajah teduh mereka terkadang telah cukup memberi jawaban atas kata rindu. Rindu pada nasehat yang bisa mengingatkan kita tentang kehidupan dunia setelah kematian.

Seperti Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”
Bahwa benarlah semua ini. Entah walaupun mereka jarang sekali berbicara memberikan nasehat langsung kepadaku. Namun terkadang, sikap dan semangat mereka bisa cukup berbicara untuk menjelaskan banyak hal, lebih dari sekedar nasehat. Sikap dan semangat mereka lah yang seringkali memacu diri ini agar terus belajar banyak hal, membenahi sisi kekurangan dalam hal ilmu, atau bahkan karena mereka lah yang mengajariku untuk dapat berjalan tegak di jalan yang tak mudah ini.
Karenanya, sesederhana itu kupikir,memiliki teman-teman yang shalihah adalah satu kebahagiaan yang tak bisa ditakar ukurannya dengan apapun yang ada di dunia ini. Karena teman yang shalihah akan senantiasa mewarnai hidup kita agar selalu ingat dengan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan akhirat. Diamnya mereka memberi alasan banyak hal. Sikap dan ketakutan mereka terhadap Allah Ta’ala, dapat mengajari kita banyak hal. Semangat mereka dalam menuntut ilmu dapat memotivasi ku untuk bisa belajar lebih. Pula dengan nasehat mereka, kan senantiasa membuat hati ini jadi lebih tenang dan bahagia.

Tetap saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran yaa neng-neng :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar