HOME

Rabu, 13 Mei 2015

Seorang Muslim Haruslah Pandai Mengatur Waktu

Bismillah..
Assalamu'alaikum sahabat muslimah para ukthi soleha dimana pun kalian berada, semoga selalu dirahmati Allah...

Saya mau review beberapa materi ketika saya ikut kajian mentoring mingguan (lebih tepatnya sih kalo ada waktu luang dari sang mentornya, lalu kita saling ngekloppin waktu aja hee).
Semoga ulasan materinya bisa bermanfaat ya atau bisa juga dijadikan sebuah renungan untuk kita, terutama saya sendiri. Masalahnya akhir-akhir ini saya akui sangat banyak waktu yang udah saya sia-sia kan :(

Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidup, karena waktu tidak dapat diproduksi ataupun dibeli. Oleh karena itu saking penting nya waktu, Allah pun berfirman dalam surat Al-Ashr yang artinya Demi Masa. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Nabi Muhammad SAW bersabda: "Ada dua kenikmatan yang paling sering dilupakan manusia yaitu waktu luang dan kesehatan" 
Seorang guru pernah berujar, bahwa waktu itu ibarat pedang. Bila kita pandai dan bijak, maka pedang itu dapat memberikan manfaat. Apabila kita lalai dan ceroboh, maka pedang itu akan menjadi bencana.
Apalagi kita sahabat muslimah sbagai wanita. Ya..wanita. Kita sebagai wanita identik dengan kegiatan yang sia-sia seperti hobi shopping, mengosip ataupun hal lainnya yang tidak bermanfaat. Maka sudah seharusnya kita sebagai seorang muslimah solehah harus belajar untuk mengatur dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena begitu banyak peran wanita yang kelak akan terjadi ketika sudah berkeluarga. Apabila seorang wanita tidak pandia mengatur waktu, akan seperti apa kondisi rumah tangga nya kelak.

Adapun ayat yang menjelaskan apabila telah selesai mengerjakan suatu pekerjaan maka segeralah beralih kepada aktivitas yang lain. "Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." ( QS 97:7) Karena apabila kita tidak segera beraling mengerjakan hal lain, kita akan cenderung banyak melamun dan berangan-angan.

Orang yang beriman memulai hari barunya dengan memikirkan kenyataan ini dan berterima kasih kepada Allah yang telah meliputinya dengan kasih sayang-Nya dan perlindungan-Nya. Dia menatap hari baru sebagai sebuah kesempatan yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk meraih ridha-Nya dan mendapatkan Surga. Di saat dia membuka matanya di pagi dini hari, dia menujukan pikirannya kepada Allah dan memulai hari dengan sebuah sholat yang khusyuk, Sholat subuh. Sepanjang hari, dia bertindak atas dasar pengetahuan bahwa Allah senantiasa mengawasinya, dan dengan seksama mencari ridha Allah dengan mematuhi perintah dan petunjuk-Nya. 

Semoga kita semua dapat belajar untuk mengelola waktu dengan baik dan bijak. Semoga kita juga mampu menjaga hati dikala mengemban semua amanah yang ada dengan ketaan kepada Allah semata. Wallahu'alam..

Gedung Asma Sumedang, 20 Maret 2015

TEMAN di TAMAN SURGA

Aku hanya mengenal mereka akhir-akhir ini dan kami hanya sebatas berteman biasa. Tak begitu dekat. Bahkan aku juga tak tahu persis segala hal yang mereka sukai. Mungkin, begitupun juga mereka.
Meski satu almamater, kami jarang bertemu. Jarang berceloteh bersama, apalagi diskusi kecil-kecilan.
Tapi sekarang setiap minggu kami selalu dipertemukan di “taman surga”, begitu aku menyebutnya. Meskipun aku yang selalu paling telat hadir. Disanalah kami sering bertemu. Kalian tahu apa yang kami lakukan disana? Ya, hanya mendengar dan mencatat petuah bersama. Seringnya tak lebih dari itu. Disana kami selalu mendapat jamuan yang mengenyangkan perut, nasehat yang selalu mengenyangkan dan mengingatkan hati, pulang selalu tanpa dibiarkan dengan tangan kosong.(thank you bu ully)

Entah sekat apa yang tetiba hadir menjerat kami. Meski komunikasi sedemikian jarang dan singkat, tapi kami merasa dekat. Dan entah mengapa pula, hanya memandang wajah teduh mereka terkadang telah cukup memberi jawaban atas kata rindu. Rindu pada nasehat yang bisa mengingatkan kita tentang kehidupan dunia setelah kematian.

Seperti Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”
Bahwa benarlah semua ini. Entah walaupun mereka jarang sekali berbicara memberikan nasehat langsung kepadaku. Namun terkadang, sikap dan semangat mereka bisa cukup berbicara untuk menjelaskan banyak hal, lebih dari sekedar nasehat. Sikap dan semangat mereka lah yang seringkali memacu diri ini agar terus belajar banyak hal, membenahi sisi kekurangan dalam hal ilmu, atau bahkan karena mereka lah yang mengajariku untuk dapat berjalan tegak di jalan yang tak mudah ini.
Karenanya, sesederhana itu kupikir,memiliki teman-teman yang shalihah adalah satu kebahagiaan yang tak bisa ditakar ukurannya dengan apapun yang ada di dunia ini. Karena teman yang shalihah akan senantiasa mewarnai hidup kita agar selalu ingat dengan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan akhirat. Diamnya mereka memberi alasan banyak hal. Sikap dan ketakutan mereka terhadap Allah Ta’ala, dapat mengajari kita banyak hal. Semangat mereka dalam menuntut ilmu dapat memotivasi ku untuk bisa belajar lebih. Pula dengan nasehat mereka, kan senantiasa membuat hati ini jadi lebih tenang dan bahagia.

Tetap saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran yaa neng-neng :)